Sugiyono (2011
: 80) menjelaskan bahwa :Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Arikunto (2010 : 174) menjelaskan
: Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Arikunto ( 2003 :117) menjelaskan
: Sampel adalah sebagian atau mewakili
populasi yang diteliti
Sugiyono, (2009:118).Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
Syarifudin Hidayat (2002: 124) bahwa sampel adalah kelompok
kecil yang diamati dan merupakan bagian dari populasi sehingga sifat dan
karakteristik juga dimiliki oleh sampel.
- Teknik Sampling (Sugiyono 2012:63)
Teknik
sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan. Secara skematis, macam-macam teknik sampling ditunjukkan pada
Gambar 3.1.
Dari
gambar tersebut terlihat bahwa, teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability
Sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate
stratified random, disproportionate stratified random, dan area random.
Non-probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota,
sampling aksidental/insidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan
snowball sampling
Gambar 3.1 Teknik Sampling
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak, dsb. Lihat Gambar 3.2 berikut.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus Si = 45, 82 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut. Jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel diberikan setelah bab ini. Teknik Proportionate Stratified Random Sampling dapat digambarkan seperti Gambar 3.3 berikut.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan 83, 4 orang lulusan S2, 90 orang Si ,800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan 83 dan empat orang 82 itu diambil semuanya sebagai sampel, karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok Si, SMU, dan SMP.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas (negara) sampai ke wilayah terkecil (kabupaten). Setelah terpilih sampel terkecil, kemudian baru dipilih sampel secara acak.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Propinsi di Indonesia ada yang pendudukanya padat, ada yang tidak; ada yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Teknik ini dapat digambarkan seperti Gambar 3.4 berikut.
Menurut
Nasution, (1996:16) menyatakan bahwa tidak ada aturan yang tegas tentang jumlah
sampel yang dipersyaratkan untuk suatu penelitian dari populasi yang tersedia.
Menurut Arikunto (2010: 176) ada beberapa keuntungan
jika menggunakan sample yaitu:
- Karena subjek pada
sampel lebih sedikit dibandingkan dengankerepotannya tentu kurang.
- Apabila populasinya
terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang dilewati.
- Dengan penelitian
sampel, maka akan lebih efisien (dalam arti uang, waktu, dan tenaga)
- Ada kalanya dengan
penelitian populasi berarti deskruktif (merusak), bayangkan kalau kita harus meneliti keampuhan
senjata yang dihasilkan maka jika kita harus meneliti kemudian kita juga
menghabiskannya.
- Ada bahaya bias dari
orang yang mengumpulkan data. Karena subjeknya banyak petugas pengumpul data
menjadi lelah, sehingga pencatatannya menjadi tidak teliti.
- Ada kalanya memang
tidak mungkin dilakukan penelitian populasi. Misalnya kalau kita ingin
mengetahui pendapat pemuda usia 15 tahun tentang PMDK. Oleh karena wilayah
indonesia sangatlah luas tidak mungkin dengan tepat diketahui pendapat mereka
pada usia tepat 15 tahun.